Institut Teknologi Surabaya turut ambil bagian dalam mengembangkan peralatan militer di Indonesia. Hal tersebut tampak melalui pameran Indonesian Military Technology Exhibition (IMTE) 2009 yang menampilkan beberapa hasil karya dosen dan mahasiswanya. IMTE 2009 yang digelar pada hari Rabu (4/11) hingga Kamis (5/11) dan bertempat di Graha Sepuluh November juga diikuti oleh kalangan industri, seperti PT LEN Industry juga PT Dahana dan kalangan militer, seperti Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL), marinir, juga Balitbang Departemen Pertahanan TNI.
Dalam pameran ini, Teknik Sistem Perkapalan ITS menampilkan beberapa hasil desain kapal militer. Dua dari enam desain kapal militer tersebut yang berjenis hovercraft bahkan sedang dalam proses lelang untuk diproduksi. Dua hovercraft tersebut berfungsi untuk mengangkut personel TNI dan artileri.
Selain desain kapal militer, juga terdapat beberapa desain lain yang ditampilkan, seperti desain tank amfibi, landing ship medium untuk operasi di daerah pedalaman yang dilengkapi helipad, serta kapal cepat. Sementara itu, Balitbang Departemen Pertahanan memamerkan pesawat pengintai mini bernama Quad Rotor. Kol. CBA Ir. Didiet Sudiro MM, Kabid Perencanaan IPTEK Pertahanan Balitbang Dephan menyatakan bahwa pesawat tersebut dapat digunakan untuk berbagai kepentingan baik untuk militer seperti pengintaian, membawa peledak, maupun untuk kepentingan sipil. Pesawat buatan Dian Hakim tersebut mampu mengintai musuh tanpa terdeteksi dari ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Selain tidak terdeteksi, pesawat tersebut juga diyakini dapat diaplikasikan di semua medan.
Selain Quad Rotor, teknik pengendali misil yang dibuat oleh dosen FMIPA ITS, Subchan, Ph.D juga tidak kalah menariknya. Pengendali misil tersebut mampu melakukan penyerangan terhadap target diam tanpa terdeteksi oleh radar.
Ketua pelaksana IMTE 2009, Arry Sanjoyo, M.Ikomp mengatakan bahwa pameran teknologi militer yang pertama kali diadakan di Indonesia ini diharapkan dapat membuat mahasiswa lebih peka terhadap masalah yang dihadapi oleh TNI terutama dalam hal persenjataan dan dapat saling membantu melalui riset-riset yang bermanfaat. Ia menambahkan bahwa saat ini pun sudah ada “lampu hijau” dari Departemen Pertahanan untuk menjembatani hasil riset militer dari mahasiswa.
Referensi: ITS Online dan ANTARANews
0 komentar :
Posting Komentar